Cerpen bertema aku ingin sukses
B. Indonesia
Rinakadila
Pertanyaan
Cerpen bertema aku ingin sukses
1 Jawaban
-
1. Jawaban reyhandwi29
AKU INGIN SUKSES MENGENALMU
Kehidupan seperti lentera yang dapat terang dan meredup, seperti lilin yang dapat menyala dan padam, seperti air yang dapat mengalir dan terhenti, seperti burung yang dapat terbang dan bertengger. Seperti itulah kehidupan, roda yang selalu berputar dan tak pernah berhenti pada satu titik, namun selalu berputar dan berhenti pada porosnya
Pagi itu di tengah pagi buta, seorang anak kecil telah keluar dari peradabannya, kakinya tengah melangkah ke suatu tempat, suara adzan yang berkumandang itu telah membangunkan tidurnya, walaupun dia hanya sempat tertidur selama tiga jam saja, namun suara adzan itu lebih diagungkannya, dari pada tidurnya yang berlama-lama. Sambil masih menahan kantuk, ia berjalan dengan langkah mantap dan badan yang tegak, rasa kantuknya harus ia lawan. Kalau tidak ia akan menjadi orang yang gagal untuk melawan kemalasannya sendiri. Dan ‘selalu semangat’ itulah mottonya.
Setiap hari pekerjaannya selalu bergemul dengan sampah-sampah yang sudah usang, syukur-syukur sampah itu masih belum berjamur atau berkumpul dengan binatang-binatang melata yang membuat kulit jadi merinding melihatnya, dengan melihatnya bergerak-gerak saja sudah merinding apalagi kalau tersentuh oleh tangan, aah.. anak kecil itu pasti terloncat-loncat sambil berteriak di dalam hatinya, tak bisakah ia berteriak sambil mengeluarkan suara? Tidak, karena tentu saja itu akan membuat terkejut orang-orang di sekelilingnya, pikirnya “Buat apa jadi pemulung dan mengaduk-aduk sampah kalau dengan binatang-binatang melata itu saja dia takut bahkan berteriak-teriak, menganggu orang saja.” Tentu, mereka akan selalu memandang dan berkata seperti itu, namun mereka tak menyadari, bahwa hidup miskin tanpa ada sanak dan saudara mengharuskan kita berjuang dengan susah payah tanpa adanya bantuan yang bisa diharapkan, hanya ibunya lah yang masih ia punya namun kedua kakinya telah lumpuh, membuat ibunya tak bisa berbuat banyak hanya bisa terbaring ditempat tidur dan berada di rumah saja. Dan lihatlah, anak itu masih kecil umurnya barulah sembilan tahun, wajar saja kalau ia masih takut terhadap binatang-binatang melata itu, yang tentu jumlahnya sangatlah banyak bukan hanya satu atau dua ekor saja.
Pancaran terik sinar mentari membuat tubuhnya merasakan panas yang teramat sangat, perut lapar dan tenggorokkan yang haus, membuatnya harus terhenti dahulu untuk sejenak, ia membayangkan saat itu minuman jus dingin sudah berada di depannya, lalu ia ambil dan ia nikmati disetiap tegukkannya. Aah.. khayalan yang selalu sama pada setiap orang yang tengah lelah dan keringat telah mengucur deras di setiap tubuhnya. Namun baginya, dengan membayangkannya saja itu sudah cukup, tak perlu pergi ke tukang jus, nanti ketika waktu telah berganti dengan sore yang sejuk, lama-kelamaan rasa hausnya juga akan segera hilang, ia tidak boleh manja demi mencari sesuap nasi untuk diri dan ibunya. Bukan jus dingin yang menyegarkan, hanya air putih yang bersih saja, itu sudah cukup baginya.
Selalu bersyukurlah apapun yang terjadi, karena itulah yang sudah menjadi ketetapan Tuhan. Dan bukan harta yang ‘menghebatkan kehidupan’ tetapi ‘sikap yang tepat’ lah yang membuat orang itu menjadi hebat.